Tari-tradisional-Banyuwangi

4 Tarian Kesenian Tradisional Khas Banyuwangi

Jika kalian berkunjungi ke Banyuwangi jangan lupa untuk menonton berbagai pertunjukan seni dari kota ini. Walau terkenal dengan pantai nya yang masih asri, banyuwangi juga dikenal karena kekentakannya terhadap budaya lokal. Ada 4 tarian khas banyuwangi yang menjadi icon dan diminati banyak turis asing, seperti:

tari-gandrung

Tari Gandrung

Pemerintah Banyuwangi memberikan perhatian khusus pada kesenian Gandrung. Tujuannya untuk mendorong semangat etnik lokal yang pada gilirannya akan meningkatkan perkembangan pariwisata. Untuk itu Gandrung ditetapkan menjadi maskot pariwisata di Banyuwangi sesuai Keputusan Bupati Banyuwangi Nomor 173 Tahun 2002.

Kata “Gandrung” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “jatuh cinta”. Artinya, mereka jatuh cinta dengan dewi padi, Dewi Sri, yang membawa kemakmuran bagi masyarakat Banyuwangi yang sebagian besar berprofesi sebagai petani. Sebagai rasa syukur atas panen yang baik, masyarakat mengadakan pertunjukan yang disebut “Gandrung” karena para petani jatuh cinta dengan dewi padi.

Pertunjukan Gandrung biasanya dilakukan pada malam hari, mulai pukul 21.00 hingga 04.00. Kesenian tradisional ini dilakukan pada siang hari juga untuk menyambut tamu-tamu terhormat. Tari Gandrrung ini merupakan salah satu tarian tradisional dari Banyuwangi yang didominasi dengan orkestrasi khusus sehingga menjadi simbol atau ciri khas Banyuwangi. Sehingga dalam setiap acara Banyuwangi selalu memiliki kemiripan nama dengan Gandrung. Bahkan Banyuwangi sering disebut Kota Gandrung dan hampir di setiap sudut Banyuwangi kita bisa menemukan patung tari Gandrung. Gandrung sering tampil di berbagai acara, seperti; perkawinan, Pethik Laut, acara khitanan, ulang tahun, dan acara lainnya.

Kesenian-Seblang

Kesenian Tradisional Seblang

Banyuwangi memiliki dua macam upacara Seblang. Mereka adalah Seblang Oleh Sari dan Seblang Bakungan. Ritual Seblang merupakan salah satu ritual masyarakat Using yang terdapat di dua desa di Kecamatan Glagah, Banyuwangi, yaitu Bakungan dan Olihsari. Ritual ini diadakan untuk berdoa dan berharap kepada Tuhan, untuk mendapatkan kesejahteraan dan keamanan. Ritual ini sama seperti ritual Sintren di daerah Cirebon, Jaran Kepang dan Sanghyang di Pulau Bali.

Tari Seblang di kedua desa memiliki waktu yang berbeda, di desa Olihsari biasanya diadakan seminggu setelah Idul Fitri, sedangkan di Bakungan diadakan seminggu setelah Idul Adha. Penarinya dipilih oleh manusia gaib dan biasanya penarinya harus berasal dari penari sebelumnya. Di desa Olihsari para penari yang mengisi pertunjukan harus gadis-gaids muda, dan sedangkan di Bakungan penari yang mengisi acara adalah wanita berusia 50 tahun ke atas (yang sudah mengalami menopause).

Perlu Anda ketahui bahwa tarian Seblang isebenarnya merupakan tradisi yang sudah hadir sangat lama, sehingga sulit untuk mengetahui sejarahnya. Namun berdasarkan sumber, penari Seblang pertama adalah Semi, yang merupakan penari wanita pemula Gandrung (meninggal tahun 1973). Setelah sembuh dari penyakitnya, maka janji ibunya (Mak Midah atau Mak Milah) harus dipenuhi, Semi akhirnya menjadi Seblang di masa kecilnya sampai muda, dia penari Gandrung.

Seni Tradisional Praburoro

Pertunjukan Seni Tradisional Praburoro

Kata Praburoro berasal dari tokoh pementasan ini yang bernama Roro Rengganis. Praburoro adalah jenis tarian dramatis. Kisah-kisah yang dipentaskan berasal dari Panji, atau kisah Amir Hamzah, yang dipengaruhi oleh kisah-kisah Islam Persia. Ada sekitar 40 – 50 orang yang terlibat dalam pementasan ini. Para pemain dibagi menjadi 3 kelompok.

Alat musiknya adalah gamelan Jawa dengan nada slendro (nada khas gamelan Jawa). Praburoro adalah penyajian yang sangat unik. Pertama-tama, tariannya adalah tarian Jawa. Kostum dimodelkan setelah pertunjukan wayang orang. Alat musiknya adalah gamelan Jawa. Lagu-lagunya juga berbahasa Jawa. Namun, lagu-lagu tersebut bisa berupa lagu-lagu orang Banyuwangi; seperti Padang Ulan, Waru Doyong, Kembang Waru, dll. Ceritanya tentang penaklukan negara non muslim. Pertunjukan diakhiri dengan adegan Raja yang telah ditaklukkan oleh Menak Agung Jayengrono dan Umarmoyo.

Kesenian-Tradisional-Damarwulan

Kesenian Tradisional Damarwulan

Kata Damarwulan berasal dari nama seorang tokoh dalam pertunjukan ini. Kelompok drama terdiri dari 40 – 50 orang dan dibagi menjadi 4 kelompok. Pertunjukan Tradisional Damarwulan mirip dengan Janger dari Bali. Perbedaannya hanya terletak pada bahasa yang digunakan dalam dialog. Dalam Janger Bali menggunakan bahasa Bali, sedangkan Pertunjukan Adat Damarwulan menggunakan bahasa Jawa. Kisah Damarwulan menceritakan tentang zaman Majapahit dan Blambangan yang terkenal di Banyuwangi. Dialognya ada di lagu. Penceritaan dilakukan oleh seorang narator yang disebut “dalang”. Dalang menggambarkan setiap adegan sebelum peristiwa terjadi. Pertunjukan panggung biasanya dimulai pada pukul 21.00 dan berakhir pada pukul 04.00.

Sebelum pertunjukkan di mulai Anda bisa melakukan hal lain sehingga tidak merasa bosan. Seperti nongkrong atau bersantai di café-café terdekat. Atau bahkan bermain game online contohnya permainan slot online yang bisa menghasilkan uang. Anda bisa bermain slot di berbagai situs casino maupun bola online terpercaya, salah satunya adalah situs Yukbola yang bisa diakses pada link berikut ini http://67.225.130.70/. Di sini, Anda bisa menikmati berbagai permainan menarik mulai dari casino, bingo, slot hingga taruhan bola. Bagi para pemain baru akan mendapatkan keuntungan berupa bonus new member dan next deposit. Kami berani menjamin waktumu tidak akan terbuang sia-sia bila menunggu pertunjukan kesenian banyuwangi sembari bermain taruhan online.

alaspurwo1

Atraksi & Tiket Masuk Taman Nasional Alas Purwo

Taman Nasional Alas Purwo di Jawa Timur memiliki paket petualangan yang lengkap. Di sini, semua orang bisa menjelajahi hutan, pantai, gua, bahkan sabana sekaligus. Sambut mentari pagi di padang rumput yang luas dengan banteng banteng Jawa bermain-main. Berjalan-jalanlah di bawah bayang-bayang pepohonan pencakar langit untuk menghindari sinar matahari sore yang terik.

Akhiri pengalaman menakjubkan ini dengan berjalan di sepanjang pantai berpasir yang hangat. Suaka margasatwa di ujung tenggara Pulau Jawa ini membentang seluas 43.420 hektar. Selain banteng, ini adalah rumah damai bagi hewan langka seperti merak hijau. Ini juga memiliki beragam tanaman dari berbagai spesies seperti kayu timah.

Vegetasinya sangat lebat dan rimbun, menciptakan kerajaan hijau yang besar. Taman Alas Purwo memiliki empat zona: Zona Suaka, Zona Wilderness, Zona Pemanfaatan Intensif, dan Zona Penyangga. Karena letaknya yang strategis di titik paling timur Jawa, pulau ini memiliki banyak pantai.

Bahkan, mereka menempati seluruh tepi Taman Nasional Alas Purwo, kilometer demi kilometer. Sebanyak delapan pantai dan satu teluk tetap populer di kalangan wisatawan. Harus ada lebih banyak pantai baru yang bisa ditemukan mengenai garis pantainya yang panjang.

Saatnya Mengunjungi Safari Taman Nasional Alas Purwo

Safari-Taman-Nasional-Alas-Purwo

Tidak perlu mengemasi tas untuk perjalanan keliling dunia ke Afrika. Savana Sadengan di Taman Nasional Alas Purwo menawarkan wisata safari bagi para petualang. Padang rumputnya mencapai 84 kilometer dan berfungsi sebagai taman bermain alami bagi hewan. Karpet rumput menutupi seluruh area sementara perbukitan bergelombang berjajar di belakang.

Tidak ada yang bisa melakukan kontak langsung dengan hewan meskipun tidak ada yang diizinkan. Aturan tegas melarang siapa pun memasuki sabana demi satwa liar. Ini juga mencegah cedera yang mungkin diderita pengunjung karena berinteraksi dengan binatang buas. Namun, menara observasi tiga lantai akan memberikan tampilan penuh sabana dari atas.

Berselancar

Pantai Plengkung Berselancar

Pantai Plengkung jelas merupakan surga bagi para peselancar karena ombaknya yang sangat besar. Banyak pecandu selancar dari luar negeri telah membuat jejak mereka di sini dengan mengendarai bayi-bayi yang kuat ini. Meskipun penduduk setempat menyebutnya Pantai (pantai) Plengkung, orang asing menyebutnya G-Land, mengacu pada bentuknya. Foto udara menunjukkan situs ini berbentuk unik seperti huruf G.

Karena berhadapan langsung dengan Samudra Hindia yang terkenal kejam, ombaknya tak kenal ampun. Ada tiga jenis ombak: Kong Waves, Speedis Wave, dan Many Waves. Kong Waves adalah bos besar karena tingginya mencapai enam hingga delapan meter. Speedis Wave dan Many Waves masing-masing berukuran 5 – 6 meter dan 3 – 4 meter. Tempat ini cocok untuk peselancar berpengalaman mengingat ukuran dan kekuatan ombaknya.

Perjalanan Pertama Bayi Penyu Baby

Penyu-di-Pantai-Ngagelan

Bukan hanya para peselancar yang menganggap pantai Alas Purwo sebagai surganya. Penyu bahkan menyebut Pantai Ngagelan (salah satu dari delapan pantai) sebagai rumah mereka. Tidak seperti pantai berpasir putih lainnya di taman nasional, pasir Ngagelan berwarna coklat tua. Beberapa penyu dewasa bertelur di pasir pantai yang tenang ini. Wisatawan yang beruntung secara kebetulan dapat menyaksikan bayi penyu merangkak menuju laut.

Semakin Banyak Pantai

Pancur-Banyuwangi

Selain dua pantai sebelumnya, Alas Purwo memiliki pantai lain yang meliputi Pancur, Trianggulasi, Cungur. Sebenarnya ada beberapa lagi tapi ketiganya masuk daftar teratas. Pantai Pancur memiliki pasir putih berkapur dan bebatuan hitam yang tersebar di sepanjang pantai. Ada sungai air tawar dan camping ground di dekat pantai.

Di Pantai Trianggulasi, wisatawan dapat menikmati matahari terbenam dan bahkan melihat sekilas satwa liar. Kera abu-abu, primata ekor panjang lutung, babi hutan, dan kadal terkadang muncul secara tiba-tiba. Pantai Cungur sebaliknya dipenuhi oleh burung-burung dari daerah sekitarnya, bahkan Australia. Setidaknya 39 spesies Aves berburu ikan dan bersarang di sini.

Peninggalan Majapahit

Kerajaan yang dulunya perkasa dari Indonesia pra-kolonial, Majapahit, juga meninggalkan jejak mereka di Alas Purwo. Di sini, ada sebuah pura bernama Situs Kawitan—mirip dengan pura rumah ibadah umat Hindu. Seperti kebanyakan candi, candi ini terdiri dari gapura sempit, tangga, dan tembok pembatas. Batu batanya tidak berwarna oranye kemerahan cerah seperti candi di Bali karena warnanya sudah pudar. Seluruh struktur hampir seluruhnya hitam karena usia tua dan cuaca.

Penduduk setempat menemukan Situs Kawitan secara tidak sengaja ketika mereka membuka sebagian hutan. Pada tahun 1967, mereka melihat tumpukan batu bata di bawah tanah—bagian dari candi. Karena mereka dulu, dan masih, sangat percaya takhayul, mereka percaya itu adalah situs suci. Oleh karena itu, mereka membangun struktur lain, juga sebuah kuil, yang disebut Pura Giri Salaka. Salaka berada tepat di sebelah Kawitan dan pembangunannya selesai pada tahun 1996.

pemandangan-di-banyuwangi

Wisata Banyuwangi

Banyuwangi terletak di pantai timur Jawa di provinsi Jawa Timur yang kaya akan budaya dan sejarah. Dimana menawarkan berbagai landmark nan unik, mulai dari gunung berapi, hutan hujan hingga pantai. Keindahan alam yang begitu mempesona menyaingi pertunjukan budaya yang masih kental dan hanya bisa dilihat di Banyuwangi. Mari lihat pengalaman istimewa  apa saja yang ada di Banyuwangi, Jawa Timur!

Kawah Ijen

kawah-ijen

Menampilkan danau pirus megah yang dikelilingi oleh dinding vulkanik tipis, kawah Ijen terletak di ketinggian 2883 m di atas permukaan laut. Di sepanjang sisi danau terdapat fumarol tempat para penambang memuat keranjang anyaman mereka dengan belerang yang dipadatkan untuk menuruni jalan curam ke Paltuding, yang terletak di kaki kawah.

Jarak: Di Kecamatan Licin, 45 Km dari Kota Banyuwangi.

G-land Plengkung

Plengkung

Membanggakan ombak dengan penangan kiri terbaik di dunia, surga peselancar ini menyelenggarakan The Quicksilver Pro Surfing Championship tiga kali serta sebagai bagian dari ASP World Championship. Destinasi ini terletak di Taman Nasional Alas Purwo, semenanjung hutan lebat di ujung tenggara Jawa.

Jarak: 88 km dari kota Banyuwangi.

Pantai Penyu Sukamade

Sukamade

Pantai yang indah ini telah menjadi salah satu tempat bertelur penyu paling penting di Indonesia, karena setiap tahun lima spesies penyu datang ke pantai untuk bertelur. Populasi penyu lokal dipantau secara ketat di sini melalui sistem penandaan dan penggunaan pengumpul khusus.

Jarak / lokasi: di kecamatan Pesanggaran, 96 km dari kota Banyuwangi.

Taman Nasional Savana Sadengan

Savana-Sadengan

Terletak di dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo, destinasi ini dilengkapi dengan menara observasi di mana terdapat hewan seperti merak, rangkong, dan kawanan kijang. Jalan sepanjang 4 km dari taman melalui hutan yang indah mengarah ke beberapa gua suci.

Pelabuhan Perikanan Muncar

Pelabuhan-Perikanan-Muncar

Pelabuhan nelayan terbesar di Banyuwangi adalah yang tradisional, di mana perahu nelayan tradisional berwarna-warni berjejer di pantai. Di sini gaya hidup nelayan Indonesia dipamerkan.

Jarak: 30 km dari kota Banyuwangi

Desa Kemiren

Desa yang damai ini adalah rumah bagi masyarakat asli Using. Sebuah komunitas yang mempertahankan budaya dan tradisinya dalam menari, bertani, membuat kerajinan tangan dan menenun. Rumah angklung paglak ini tetap berdiri dengan infrastruktur tradisionalnya.
Jarak: di Kecamatan Glagah, 8 km dari kota Banyuwangi

Pulau Merah

Pulau-Merah

Di sini berdiri batu besar (“merah”) (“pulau”) besar di teluk besar yang dapat dilihat dari pantai pasir putih yang luas, atau Pancer (desa nelayan).
Jarak: di kecamatan Pesanggaran, 60 km dari kota Banyuwangi

GWD – Grand Watu Dodol

Watu-Dodol

Perpaduan pantai, bukit, dan hutan ini, adalah tujuan yang sempurna untuk rekreasi keluarga. Terletak di sepanjang jalan menuju Surabaya, ibu kota Jawa Timur.

Jarak: di kecamatan Kalipuro, 15 km dari kota Banyuwangi

Kalibendo

Kalibendo

Nikmati udara segar yang bersih di ketinggian hingga 850 m di perkebunan cengkeh dan kopi ini. Mencakup lebih dari 800 ha, perkebunan ini dilengkapi dengan sungai, lembah, air terjun, dan hutan mahoni raksasa. Di antara tanaman adalah bangunan kolonial Belanda yang terpelihara dengan baik. Terletak di lereng Gunung Merapi, perkebunan ini dapat dicapai dari jalan utama menuju Gunung Merapi serta Kawah Ijen berada di Kecamatan Glagah.

Jarak: 15 km dari kota Banyuwangi

Air Terjun Jagir

Air Terjun Jagir

Air terjun yang indah ini terdiri dari empat individu: Jagir, Sumber Pawon, Buyut, dan Katedan. Nama Jagir diambil dari pohon Jagir yang mengelilingi air terjun. Destinasi ini terletak di dalam Kampung Anyar, sebuah desa yang dapat ditemukan di jalan menuju Kalibendo atau Kawah Ijen.

Jarak: 10 km dari kota banyuwangi

Pulau Tabuhan

Pulau-Tabuhan

Hanya dapat diakses dengan perahu, pulau seluas 6 hektar yang tidak berpenghuni ini memiliki pantai putih bersih dan terumbu karang yang sempurna untuk menyelam atau snorkeling. Nikmati matahari terbit dan terbenam yang indah dari pantainya dan lihat pulau Bali di seberang perairan.

Jarak: 20 km dari kota Banyuwangi

Wedi Ireng

Wedi Ireng

Pantai yang indah ini adalah tempat yang sempurna untuk menyelam, memancing, berenang, dan menikmati perjalanan dengan perahu. Terletak 4,1 km dari Pulau Merah, pantai terpencil ini dapat diakses dengan berjalan kaki (45 menit) atau dengan perahu (15 menit) dari Pancer.

Lokasi: di Kecamatan Pesanggaran.

Teluk Hijau

Teluk Hijau

Tersembunyi di balik hutan hujan di dalamnya terdapat pantai berpasir putih yang menawarkan pemandangan air laut yang hijau. Terletak di jalan menuju Pantai Penyu Sukamade.

Jarak: di kecamatan Pesanggaran, 80 km dari kota Banyuwangi

Bangsring Underwater

Bangsring-Underwater

Pantai ini terkenal dengan transplantasi terumbu karangnya yang membuatnya sempurna untuk: menyelam, snorkeling, dan naik perahu berlantai kaca. Di antara terumbu karang, orang mungkin menemukan hiu lokal berenang. Peralatan menyelam tersedia untuk disewa.